Judul: Aleph Penulis: Paulo Coelho Penerbit: HarperCollins Publikasi: 2011 Tebal: 320 halaman
It takes a huge effort to free yourself from memory.
Waktu Aleph rilis, dunia maya heboh. Coelho sendiri merupakan penulis yang sangat aktif di dunia maya, khususnya Twitter, jadi timeline gue rame banget sama review dan pujian yang dilayangkan untuk buku ini. Berhubung Paulo Coelho merupakan salah satu penulis favorit gue, buku ini segera masuk daftar wajib beli dan baca. Ekspektasi gue adalah novel fiksi. Nyatanya, Aleph merupakan semacam memori dari salah satu fase kehidupan Coelho.
Uhm, oke. Jadi ini kisah nyata berarti ya.
Intinya, di buku ini Coelho mengadakan perjalanan selama tiga minggu mengelilingi Rusia bersama beberapa staf pribadinya. Mereka naik kereta dalam rangka tur gitu. Tapi sebenernya ini cuma alasan karena Coelho, mirip karakter Santiago di The Alchemist, mulai meragukan langkah hidupnya dan memutuskan untuk menempuh perjalanan spiritual. Di Rusia, dia bertemu dengan seorang wanita muda berusia 21 tahun bernama Hilal yang mengaku mendapat mimpi setelah membaca salah satu buku Coelho. Lama kelamaan, mereka saling mengetahui bahwa ternyata sekitar 500 tahun yang lalu mereka adalah sepasang kekasih. Hilal adalah putri dari seorang bangsawan dan Coelho adalah anak dari pekerja di rumah bangsawan ini. Keduanya saling tertarik, namun karena perbedaan kedudukan, Coelho pun menjadi pastur. Sampai suatu hari Hilal 500 tahun yang lalu dituduh sebagai seorang penyihir dan Coelho tercabik antara kedudukan dan perasaannya. Di buku ini, mereka mencoba berdamai dengan diri mereka 500 tahun yang lalu dan hidup dalam masa kini.
EGGLYSIS
Kalau gue boleh mendefinisikan Aleph dalam satu kata, itu adalah: aneh. Seriously, buku ini aneh banget, apalagi ditambah kenyataan bahwa ini adalah kisah nyata Coelho sendiri. Banyak bagian yang menurut gue mengganggu dan nggak masuk di akal. Beberapa adegan nudity bikin gue merasakan second-hand embarrassment, juga mempertanyakan authenticity cerita ini. Kalo beneran.... hmm. Istrinya gimana ya bacanya?
I tried to like this book, I really did. Tapi setelah beberapa kali baca ulang, gue tetep ngerasa cringe bacanya.
Overall, Aleph...
Click here to read the review in English.
Comments