top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

And Then There Were None

Updated: Jun 24, 2020



Judul: And Then There Were None Penulis: Agatha Christie Penerbit: Collins Crime Club Publikasi: 6 November 1939 Tebal: 173 halaman


One little Soldier Boy left all alone; He went out and hanged himself and then there were none.

-- Prologue


Awalnya dirilis dengan judul Ten Little Niger, And Then There Were None adalah novel karya Agatha Christie yang terlaris sampai saat ini. Judulnya diubah ketika buku ini hendak diterbitkan di Amerika Serikat. Kisahnya terinspirasi dari nursery rhyme terkenal di Barat yang berjudul sama dengan judul awalnya dan diselipkan di lembar awal sebelum bab 1. Jujur, menurut gue nursery rhyme-nya agak-agak horor. Kok ada anak kecil yang nggak ketakutan dengernya.

Di awal cerita kita langsung diperkenalkan dengan tokoh-tokoh di dalam cerita ini. Ada delapan tokoh yang sedang dalam perjalanan, baik itu dengan kereta maupun mobil pribadi, ke sebuah rumah di pulau terpencil. Masing-masing memperoleh surat dari seseorang yang bernama Tuan dan/atau Nyonya Owen. Pulau itu hanya dapat dicapai dengan menggunakan perahu kecil yang beroperasi setiap pagi. Ketika tiba di rumah itu, mereka disambut oleh sepasang suami-istri pelayan yang dipekerjakan oleh Tuan dan Nyonya Owen khusus untuk acara itu. Keduanya menjelaskan bahwa majikan mereka belum bisa hadir namun akan mengusahakan untuk datang secepatnya. Yang cukup mengherankan adalah fakta bahwa pasangan suami-istri ini juga belum pernah bertemu dengan majikan mereka dan baru tiba di pulau itu malam sebelumnya. Selama ini mereka hanya menerima instruksi melalui surat. Para tamu segera menganggap hal ini aneh dan mencurigakan, namun kelelahan selama perjalanan membuat mereka memutuskan untuk beristirahat di kamar masing-masing sementara kedua pelayan itu mempersiapkan makan malam.


Ketika makan malam tiba, salah satu dari kedua pelayan itu menyetel gramofon seperti yang diinstruksikan melalui surat majikannya dan akhirnya misteri di balik Tuan dan Nyonya Owen serta alasan mengapa mereka mengundang 10 orang asing di tempat terpencil itu. Sosok misterius itu menuduh tiap-tiap tamu akan tindak kriminal yang pernah mereka lakukan di masa lampau namun konsekuensi hukumnya berhasil mereka hindari. Ia mengatakan bahwa kali ini ia akan menegakkan keadilan dan tiap-tiap tamu akan dihukum sesuai dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Tak lama sesudah tuduhan dijabarkan dan ancaman ditebarkan, salah satu dari mereka menjadi korban pertama. Dan perburuan pun dimulai.


Oh ya. Pembunuhnya adalah salah satu dari mereka. *JENGJENGG*


EGGLYSIS

Buku ini serem. Nggak bohong. Seremnya lebih super daripada cerita-cerita hantu. Habis baca buku ini gue ketakutan dan sampai kebawa mimpi. Yang bikin rasa seremnya tahan lama karena jenis teror psikis yang sangat terasa di dalam setiap halamannya. Kalian bayangkan kalian diundang ke suatu tempat terpencil bersama 9 orang asing lain dan kemudian muncul suatu suara yang membeberkan kejahatan masa lalu yang (mungkin) memang sudah menghantui pikiran kalian selama ini. Atau mungkin cukup bayangkan kalian disekap di suatu tempat terpencil. Tidak ada jalan keluar. Satu per satu mati dibunuh. Pembunuhnya adalah salah satu dari kalian. Seiring dengan jatuhnya korban, semakin besar keharusan dan kebutuhan untuk melindungi dan dilindungi satu sama lain... tapi kalian nggak bisa mempercayai mereka, karena salah satu dari mereka adalah pembunuh. Demikian juga yang mereka rasakan.


Talk about psychological thriller!


Yang bikin gue seneng adalah di akhir cerita Christie menyelipkan semacam cerita tambahan bagi kita. Disini, ia menjelaskan semua misteri yang tidak terjawab sampai akhir cerita (yang sejujurnya banyak banget!). Sesudah kalian membaca bab selipan terakhir itu, selain perasaan lega, kalian pun akan memikirkan hal yang lain. Memang orang-orang ini bersalah atas hal-hal yang dituduhkan kepada mereka dan sungguh nggak adil rasanya mereka bisa bebas begitu saja tanpa sedikitpun konsekuensi hukum atas tindak kriminal mereka. Tapi layakkah hukuman yang seperti itu mereka terima? Lagipula, pantaskah kita main hakim sendiri menentukan hukuman bagi mereka?


Overall, And Then There Were None...



Click here to read the review in English.



2 views0 comments

Comments


bottom of page