Judul: Angels and Demons Penulis: Dan Brown Penerbit: Pocket Books Publikasi: Mei 2000 Tebal: 616 halaman
Science and religion are not at odds. Science is simply too young to understand.
Hampir dua dekade sejak pertama kali membaca buku ini, Angels and Demons tetep menjadi buku favorit gue dari Dan Brown.
Kalau diperhatikan, Brown menggunakan formula yang sama untuk setiap buku, tapi yang paling pas dosisnya cuma di Angels and Demons. Seriously, begitu mulai baca buku ini, kalian pasti akan sangat susah untuk berhenti karena pacing yang dirancang Brown sangat sempurna dan ending-nya pun pas bittersweet-nya. Filmnya kalah jauh sama buku ini.
Sebuah panggilan telepon mengejutkan Robert Langdon pagi-pagi buta. Seorang pria tua yang mengaku sebagai Maximillian Kohler, direktur CERN, pusat penelitian terbesar di dunia, mengirimkan fax beberapa foto yang menggelisahkan: mayat seorang pria yang dadanya dicap dengan lambang Illuminati. Ia meminta Langdon untuk datang ke CERN saat itu juga dengan jet yang dikirimnya. Sekitar dua jam kemudian, profesor simbologi kita pun tiba di laboratorium sains terbesar di dunia yang terletak di Geneva, Swiss.
Rupanya, korban adalah Leonardo Vetra, salah seorang ilmuwan paling cemerlang yang pernah dimiliki CERN. Kohler meminta Langdon untuk mengidentifikasi keaslian lambang Illuminati di dada Vetra dan Langdon meyakinkannya kalau lambang itu asli. Mendengarnya, Kohler semakin yakin bahwa organisasi misterius itu berada di balik pembunuhan Vetra. Langdon menyanggahnya, mengatakan bahwa Illuminati sudah tidak ada. Lagipula, Illuminati selalu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan membenci gereja, mengapa mereka membunuh seorang ilmuwan? Penjelasan Kohler selanjutnya adalah inti dari misteri buku ini.
Sebagai ilmuwan religius, Vetra sedang merancang percobaan yang akan mengkonfirmasi kisah Penciptaan dari Kitab Kejadian. Dengan substansi yang disebut antimateri, Vetra dan putrinya berniat menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Namun, antimateri sungguh tidak stabil. Dikatakan bahwa satu gram antimateri mengandung energi setara 20 kiloton bom nuklir. Dan tabung berisi antimateri yang menjadi sumber percobaan hilang dari penyimpanannya.
Sementara itu, beberapa ratus mil dari Geneva, Vatikan sedang bersiap untuk memilih Paus baru. Ratusan kardinal dan masyarakat banyak hadir untuk menyaksikan peristiwa bersejarah itu. Namun, yang tak mereka ketahui adalah empat kardinal yang diunggulkan hilang diculik oleh seorang yang menyebut dirinya Hassassin. Seakan belum cukup, seorang petugas keamanan Vatikan menemukan kejanggalan dalam salah satu kamera sekuritinya: sebuah cairan biru terang yang mengambang di dalam tabungnya.
Berbalapan dengan waktu, Langdon dan Vittoria Vetra bersatu untuk menemukan dan menonaktifkan tabung antimateri itu sebelum menghancurkan seisi Vatikan. Dengan hitungan waktu mundur hingga tengah malam, nyawa keempat kardinal pun menjadi taruhan.
EGGLYSIS
Dan Brown bukan penulis yang sempurna. Ia sering dikritik karena menulis banyak tangen trivia akan lokasi bersejarah yang dikunjungi tokohnya, belum lagi prosanya yang kurang oke -- lebih mementingkan adrenalin daripada konten. Yang paling menjadi keluhan gue tentunya penulisannya yang formulaik. Gampang ketebak.
Semuanya ini ada di Angels and Demons. Akan tetapi, mungkin karena ini buku pertamanya, gue nggak mengeluh sama sekali saat membaca ini. Fakta dan sejarah yang dipersembahkannya nggak terasa terlalu rame dan bertele-tele, plot building-nya oke, pacing-nya mantap, karakternya believable, dan plot twist-nya dewaaaaaaa! Sumpah kalo baca buku ini pasti langsung lupa lingkungan sekitar. Sampai sekarang, ini masihlah karya terbaik Dan Brown.
Overall, Angels and Demons...
Click here to read the review in English.
Comments