top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

Catching Fire (The Hunger Games, #2)


Judul: Catching Fire (The Hunger Games, #2) Penulis: Suzanne Collins Penerbit: Scholastic Press Publikasi: 1 September 2009 Tebal: 391 halaman

'Want a sugar cube?'

-- Chapter 15, Part II: The Quell


Catching Fire adalah buku kedua dari seri The Hunger Games dan merupakan buku favorit gue dari trilogi ini. Disini Collins melanjutkan persis dari mana buku pertama berakhir; sesudah memenangi Games, Katniss dan Peeta kembali ke Distrik 12 dimana mereka dan keluarga mereka kini tinggal di Victor Village, semacam kompleks perumahan bagi para pemenang Games. Berhubung yang pernah juara dari Distrik 12 selain mereka berdua hanya Haymitch, jadilah kompleks sebesar itu hanya ditinggali mereka berdua.


Tapi jangan sangka mereka tinggal dalam kondisi happily ever after. Pengalaman di arena meninggalkan memori yang begitu membekas dalam benak kedua victor kita dan menjadi trauma bagi mereka. Belum lagi Katniss yang kini mulai dibingungkan masalah cowok. Ya, karena ternyata Gale selama ini memendam perasaan kepadanya dan akhirnya menyatakan cinta kepadanya.


Sebagai victor dari Games yang lalu, Katniss dan Peeta segera dijadwalkan untuk ikut Victory Tour keliling Panem. Namun pada hari keberangkatan, Presiden Snow datang mengunjungi Katniss. Yang terjadi adalah semacam showdown antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis; keduanya tampak seperti ngobrol biasa, tapi disertai serangan dan pertahanan terhadap pribadi masing-masing. Intinya, Presiden Snow mengingatkan Katniss bahwa apa yang ia lakukan di akhir buku pertama, yang menyebabkan ia dan Peeta sama-sama memenangi turnamen itu, adalah suatu bentuk pemberontakan terhadap Capitol. Dan ini akan menyulut api pemberontakan di berbagai distrik lain. Tugas Katniss adalah untuk meredamnya. Dan satu-satunya cara, menurut Katniss, adalah dengan meneruskan sandiwara dan berpura-pura jatuh cinta pada Peeta.


Sayangnya ini nggak berhasil. Distrik pertama yang mereka kunjungi adalah Distrik 11, distrik asal Rue. Mereka mengacungkan tiga jari dalam bentuk salut terhadap Katniss dan seorang pria tua menyiulkan empat nada yang menjadi isyaratnya dengan Rue. Terjadi kericuhan, dimana pria tua itu dan beberapa orang lainnya ditembak oleh petugas. Perlahan tapi pasti, api pemberontakan itu mulai menyebar ke seluruh distrik.


Namun, seakan belum cukup, pengumuman akan reaping Games sebelumnya akan segera ditayangkan. Games kali ini adalah yang ke-75, dan setiap kelipatan yang ke-25 selalu diadakan twist. Kali ini, twist itu dipastikan mengancam nyawa Katniss dan Peeta... dan para victor dari tahun-tahun sebelumnya.


EGGLYSIS

Satu hal yang menurut gue paling layak di-highlight dari Catching Fire adalah endingnya. Gue nggak akan spoiler, tapi yang jelas itu salah satu ending paling memorable yang pernah gue baca. CLIFFHANGER KAMPRET! Dijamin pas kalian sampai di bagian ending tersebut pasti rasanya pengen teriak saking gemesnya dan langsung pengen baca buku ketiganya. Oleh karena itu, supaya kalian nggak mati penasaran, gue sarankan untuk sekaligus membeli Mockingjay bersama Catching Fire. Temen gue nyuruh gue untuk melakukan hal yang sama dan itu membuat gue nggak mati penasaran.


Catching Fire merupakan buku favorit gue dari trilogi ini karena ini adalah perantara menuju perang yang sebenarnya. Bukan Games-nya yang harus diperangi, tapi Capitol-nya. Pemerintahannya. President Snow dan kroni-kroninya. Dan di buku ini, walau masih terasa suasana yang mirip seperti buku pertama, tapi taruhannya jauh lebih besar.


Dan jangan lupa Finnick Odair. <3


Overall, Catching Fire...



Click here to read the review in English.



0 views0 comments

Commentaires


bottom of page