top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

Harry Potter and the Goblet of Fire (Harry Potter, #4)

Updated: Sep 23, 2020


Judul: Harry Potter and the Goblet of Fire (Harry Potter, #4) Penulis: J. K. Rowling Penerbit: Bloomsbury Publikasi: 8 Juli 2000 Tebal: 635 halaman

If you want to know what a man's like, take a good look at how he treats his inferiors, not his equals.


-- Chapter Twenty-Seven: Padfoot Returns


Sepintas lalu, tahun keempat Harry terlihat seperti tahun penuh hura-hura. Gimana enggak, ada Quidditch World Cup, lalu Yule Ball, dan Triwizard Tournament?


But I'm getting ahead of myself. Kita mulai rekap dari awal, ya.


Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, liburan musim panas Harry kali ini nggak terlalu merana. Oh, tentu saja ia harus pulang ke rumah keluarga Dursley. Tapi nggak lama, karena ia segera dijemput keluarga Weasley, bukan hanya untuk menghabiskan sisa liburan bersama mereka, melainkan juga untuk menyaksikan Quidditch World Cup.




Bukan Muggle aja yang punya Piala Dunia, gengs..


Semuanya tampak menyenangkan dan berjalan lancar, kecuali dari kericuhan yang terjadi usai pertandingan final. Sekelompok penyihir bertopeng memutuskan untuk sedikit, uhm, bersenang-senang dengan Muggle yang menjaga area perkemahan para penonton World Cup. Seakan belum cukup, sebuah tanda mengerikan muncul di langit: kepala tengkorak dengan lidah berbentuk ular yang menjulur keluar. Tanda tersebut membuat semua orang histeris, hal yang tampak aneh bagi Harry sampai Hermione menjelaskan bahwa itu adalah tanda para pengikut Voldemort. Selama 13 tahun, tanda itu tidak pernah muncul -- sampai hari ini.



Kehebohan di Quidditch World Cup menjadi topik utama dunia sihir selama beberapa minggu kemudian, namun Harry tak punya banyak waktu untuk memikirkannya karena tahun ajaran baru di Hogwarts akan segera dimulai. Ada hal yang berbeda di tahun ini: kompetisi Quidditch ditiadakan karena Hogwarts akan menjadi tuan rumah Triwizard Tournament -- sebuah kompetisi antarsekolah sihir Eropa yang hanya bisa dipartisipasi oleh siswa berusia di atas 17 tahun. Perwakilan dari Beauxbatons dan Durmstrang, sekolah sihir dari Perancis dan Bulgaria akan tiba dan tinggal di Hogwarts sepanjang tahun ajaran. Seorang champion akan mewakili tiap sekolah, yang akan dipilih oleh Goblet of Fire.


Trus, apa sih yang bikin Triwizard Tournament ini menarik? Padahal turnamen ini kan terkenal berbahaya. Dulu sempet ada korban jiwa, pula. Memang sih Ministry of Magic sudah bekerja dengan sangat teliti dan memastikan level keamanan yang jauh lebih baik. Well... eternal glory, kayak kata Dumbledore? Kapan lagi bisa mejeng di turnamen internasional dan memamerkan skill sihir. Gue rasa Triwizard Tournament champion bakal terlihat bagus di CV seorang penyihir saat melamar kerja nantinya.


Juga, pemenangnya dapet hadiah seribu galleon.




Tahun ini terlihat akan menjadi tahun paling chill buat Harry. Pada malam penentuan champion dari tiap sekolah, Goblet of Fire memuntahkan tiga lembar kertas yang berisikan nama perwakilan dari tiap sekolah. Fleur Delacour mewakili Beauxbatons, Viktor Krum mewakili Durmstrang, dan Cedric Diggory mewakili Hogwarts. Aplaus berkumandang dari seluruh penjuru Great Hall sementara ketiga champion digiring memasuki ruangan para guru untuk diberi instruksi selanjutnya dari perwakilan kementrian, Mr Crouch.


Hingga Goblet of Fire mendadak memuntahkan lembar kertas keempat. Champion keempat Triwizard Tournament.


Harry Potter.



EGGLYSIS



Gue rasa scene ini merupakan bagian paling memorable dari film Goblet of Fire bagi pembaca setia Harry Potter series. Hehe.


Harry Potter and the Goblet of Fire adalah penipu besar-besaran. Allow me to explain. Selama hampir tiga perempat buku, kita disuguhi penuturan yang masih terasa sama ringannya dengan tiga buku terdahulu. Dry jokes di sana-sini. Belum lagi beragam event yang terasa hura-hura hepi ala remaja.


Oh, tentu saja ada beberapa yang terasa janggal. Misteri dari buku ini. Siapa kelompok yang membikin ricuh di malam final World Cup? Siapa yang meluncurkan Dark Mark di angkasa sesudahnya? Siapa yang bisa meng-Confundo si Goblet of Fire, artefak sihir kuno yang teramat kuat, hingga mengeluarkan nama Harry sebagai champion keempat turnamen ini?


Dan gue yakin pertanyaan yang kita bawa dari buku ketiga: apa yang sedang dilakukan Wormtail? Sudahkah ia bergabung dengan Voldemort?


Tapi semuanya terasa tidak penting jika dibandingkan hingar bingar yang dialami Harry. Sempat dimusuhi seisi sekolah karena disangka hobi cari perhatian, iapun kembali dipuja setelah berhasil melewati tantangan demi tantangan Triwizard Tournament. Belum lagi, Harry udah mulai naksir cewek di buku ini. Namanya Cho Chang, dan ia berasal dari Ravenclaw.


*dadahdadah* (Gue kan Ravenclaw...)


Sampai tibalah kita di seperempat bagian terakhir buku ini, dan Jo menyingkapkan tirai yang menyelubungi kepiawaiannya dalam menjahit konflik di belakang layar. Pembaca dibuat terbengong-bengong sementara Jo basically menjelaskan bagaimana ia berhasil meninabobokan kita dengan rasa aman yang palsu.


Bahwa buku ini sesungguhnya bukan buku hura-hura. Harry tidak sedang bersenang-senang; ia berada dalam ancaman. Bagaikan kelinci percobaan, ia digiring untuk mencapai akhir dari hipotesis yang dirancang oleh Voldemort dan pelayannya yang paling setia.


Pertanyaan yang tersisa, apakah Harry akan terskakmat?


Overall, Harry Potter and the Goblet of Fire...






12 views0 comments

Comments


bottom of page