top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

Have a Little Faith: a True Story


Judul: Have a Little Faith: a True Story Penulis: Mitch Albom Penerbit: Hyperion Publikasi: 1 September 2009 Tebal: 249 halaman


When you come to the end, that’s where God begins.

Have a Little Faith adalah kisah nyata mengenai perjalanan iman Mitch. Seperti yang ia tulis di introduction, semuanya diawali oleh pertanyaan. Pertanyaan dari seorang Rabbi yang menghampirinya pada satu hari Sabat dan bertanya, "Maukah kamu menulis eulogiku?"


Sang Rabbi, atau akrab disapa The Reb, adalah Albert Lewis, Rabbi masa kecil Mitch. Mitch mengenang masa-masa ia menganggap Reb sebagai sosok yang mengintimidasi. Alasannya cuma satu, well, dia itu Man of God. Utusannya Tuhan. The next big thing in this world. Jadi, begitu ia tumbuh dewasa, Mitch pun berlari menjauh dari Reb dan agamanya. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaannya sebagai penulis dan jurnalis. Ia pindah dan menetap di Detroit. Ia menikah dengan seorang wanita Libanon beragama Kristen. Dan ketika Reb melontarkan pertanyaan itu, Mitch ngotot untuk bisa mengenalnya lebih jauh agar bisa menulis eulogi itu dengan baik. Maka dimulailah kunjungan tiap weekend ke rumah Reb, mengobrol dan berdiskusi tentang iman dan hal-hal lainnya yang tak pernah ia bayangkan.


Pada saat yang bersamaan, terdorong oleh salah satu diskusi mengenai iman yang berbeda dengan Reb, Mitch terdorong untuk mengunjungi salah satu gereja Kristen di Detroit. Gereja itu dipimpin oleh Pendeta Henry Covington, bernama I Am My Brother's Keeper. Henry Covington adalah bekas bandar dan pecandu narkoba, pencuri, dan bekas narapidana. Suatu peristiwa mengubah hidupnya, ketika ia menyadari kuasa Tuhan yang menyelamatkannya dari maut. Sejak saat itu, Covington mendedikasikan hidupnya bagi pelayanan Tuhan dan umat-Nya. Gereja I Am My Brother's Keeper didirikannya untuk menampung para gelandangan dan fakir miskin di seluruh jalanan Detroit. Ia tidak memaksa mereka untuk mengikuti imannya; dengan tulus ia memberi mereka tumpangan dan makanan. Pada akhirnya, kasih dan perbuatannyalah yang menarik orang-orang yang ditolongnya itu kepada Yesus.


EGGLYSIS

Have a Little Faith adalah Mitch Albom at his best. Atau mungkin keunggulan buku ini adalah dua tokoh yang menjadi sumber panutan hidup Mitch: Rabbi Albert Lewis dan Pendeta Henry Covington.


Keduanya berasal dari iman yang berbeda. Namun keduanya mengajarkan hal yang sama bagi Mitch. Bahwa kasih tidak mengenal perbedaan. Bahwa Tuhan hanyalah satu, walaupun iman kita berbeda.

Buku ini adalah buku tentang iman. Dan di dalam iman, ada kasih dan pengharapan. Izinkan gue untuk mengutip dua perkataan dari Reb Lewis dan Pendeta Covington yang, buat gue, sangat menyentuh.

"Look. I know what I believe. It's in my soul. But I constantly tell our people: you should be convinced of the authenticity of what you have, but you must also be humble enough to say that we don't know everything. And since we don't know everything, we must accept that another person may believe something else."

-Rabbi Albert Lewis


"No. You can't work your way into heaven. Anytime you try and justify yourself with works, you disqualify yourself with works. What I do here, every day, for the rest of my life, is only my way of saying, 'Lord, regardless of what eternity holds for me, let me give something back to you. I know it doesn't even no scorecard. But let me make something of my life before I go.. and then, Lord, I'm at your mercy."

-Pastor Henry Covington


I'm a sucker for inspirational books.


Overall, Have a Little Faith: a True Story...



Click here to read the review in English.



1 view0 comments

Recent Posts

See All

Aleph

Comments


bottom of page