top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

Madre


Judul: Madre Penulis: Dewi 'Dee' Lestari Penerbit: Bentang Pustaka Publikasi: Juni 2011 Tebal: 162 halaman


Kamu ingin cinta. Tapi takut jatuh cinta. But you know what? Kadang -kadang kamu harus terjun dan jadi basah untuk tahu air. Bukan cuma nonton di pinggir dan berharap kecipratan.

Satu lagi antologi karya Dee, kali ini berjudul Madre. Berbeda dengan Rectoverso yang merupakan kumpulan cerpen, Madre isinya gado-gado: cerpen, prosa, puisi, you name it! Tapi yang jadi sentral adalah cerpen yang jadi judul buku ini, Madre. Sebelumnya, mari kita urutkan dulu tiga belas karya Dee yang dikerjakan selama kurang lebih empat tahun yang terkumpul dalam buku ini:

  1. Madre

  2. Rimba Amniotik

  3. Perempuan dan Rahasia

  4. Ingatan tentang Kalian

  5. Have You Ever?

  6. Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan

  7. Wajah Telaga

  8. Tanyaku pada Bambu

  9. 33

  10. Guruji

  11. Percakapan di Sebuah Jembatan

  12. Menunggu Layang-layang

  13. Barangkali Cinta

Madre mengisahkan tentang seorang pemuda yang (menurut gue) agak hippie bernama Tansen. Suatu hari ia ketiban wasiat. Wasiatnya bukan sembarangan tapinya: setoples biang roti yang diberi nama Madre dan telah berusia puluhan tahun. Selidik punya selidik, ternyata Tuan Tan, pemilik Madre dan juga pemilik toko roti Tan de Bakker, adalah kakeknya. Pak Hadi, orang kepercayaan Tuan Tan di toko roti tersebut, pun mengajari Tansen cara membuat roti. Dan Tansen, yang serampangan dengan penampilan compang-camping, pun menemukan kebahagiaan tersendiri dari mengolah roti.


Selain Madre, kisah yang sanggup menarik perhatian gue adalah Menunggu Layang-layang -- sebuah kisah cinta yang jadi favorit karena penggambarannya yang sangat real. Tentang Christian dan Starla, sepasang sahabat yang sangat berbeda, sering bertengkar, namun menemukan kecocokan dalam persahabatan mereka. Christian adalah seorang pria yang sistematis dan tidak terbiasa dengan hal-hal yang di luar rutinitasnya. Starla adalah seorang wanita cantik yang sering gonta-ganti pacar; bukannya playgirl, tapi ia tak bisa menemukan apa yang dicarinya dari pria-pria itu. Dan setiap kali hubungannya dimulai atau diakhiri, Starla pasti akan menghubungi Che -- panggilannya untuk Christian. Gue nggak akan spoil, cuma mau bilang opposite attract. Mereka yang berbeda akan saling melengkapi satu sama lain, walaupun itu nggak berarti mereka nggak harus berusaha untuk hubungan mereka itu.


Kalau prosa yang jadi favorit gue adalah Rimba Amniotik, yang ditulis Dee waktu ia mengandung Atisha; Perempuan dan Rahasia, karena gue sangat, sangat feminis; Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan untuk analogi yang begitu indah; dan Barangkali Cinta.


EGGLYSIS

Kalau mau jujur, keberadaan Madre bikin isi buku ini cukup timpang. Madre mengisi hampir separuh dari buku ini dan sesungguhnya bisa dikembangkan lebih jauh untuk kemudian menjadi satu novel tersendiri. Bukan berarti cerpen dan prosa yang lain nggak bagus, tapi jika dibandingkan dengan effort yang dicurahkan Dee dalam mengembangkan kisah dan karakter dalam Madre, yang lain jadi kebanting.


Overall, Madre...



Click here to read the review in English.



9 views0 comments

コメント


bottom of page