Judul: Mockingjay (The Hunger Games, #3) Penulis: Suzanne Collins Penerbit: Scholastic Press Publikasi: 24 Agustus 2010 Tebal: 390 halaman
'You love me. Real or not real?' I tell him, 'Real.'
-- Chapter 27, Part III: The Assassin
Buku ketiga The Hunger Games menawarkan sesuatu yang jauh lebih berat dan pasti tidak disangka bagi kebanyak fans trilogi ini, khususnya mereka yang terbiasa dengan kisah fantasi ringan khas young adult. Mockingjay jauh lebih berat, jauh lebih gelap, karena disinilah terjadi perang dan Collins menggambarkan efek perang dengan sangat baik dan sangat nyata. Saat perang, kedua sisi mengalami kerugian, terutama dari segi nyawa.
Di akhir Catching Fire, Gale bilang ke Katniss kalo Distrik 12 udah nggak ada lagi (what an ending, yo!), dan di awal Mockingjay, Katniss terbangun di Distrik 13. Ternyata selama ini sebagian dari kaum rebel di Distrik 13 selamat dari pembumihangusan karena mereka bersembunyi di bawah tanah. Dan selama ini mereka merancang pemberontakan -- pemberontakan yang melibatkan Plutarch Heavensbee, Finnick, Joanna, dan sebagian besar tribute di Quarter Quell ke-75.
Setelah pulih, Katniss dipertemukan dengan Presiden Alma Coin, pemimpin dari pemberontakan ini, seorang wanita dingin yang sangat penuh perhitungan. Ia dan Katniss saling tawar menawar yang berakhir pada suatu keputusan: Katniss akan menjadi semacam poster child bagi pemberontakan mereka dan Coin akan menjamin keselamatan dan kebebasan para bekas tribute Games. Setiap kali ada serangan, Katniss dan timnya akan berangkat kesana, dimana Katniss akan difilmkan (yang disebut propos) dan kemudian disiarkan.
Sesungguhnya Katniss tidak menyukai ide ini karena semua terasa palsu, namun ia berusaha untuk puas dan mengikuti rencana Coin. Peeta, Joanna, dan sebagian dari tribute disandera oleh Capitol, dan Katniss menginginkan pembebasan mereka -- terutama Peeta. Namun apakah Peeta yang sedang mereka perjuangkan untuk selamatkan adalah Peeta yang sama dengan yang selama ini mereka kenal? Berapakah harga yang harus dibayar demi menumbangkan Capitol? Dan yang terpenting... layakkah Presiden Coin dipercaya?
EGGLYSIS
Mockingjay, hands down, adalah buku terbaik dari trilogi ini, walaupun nggak bisa dibilang merupakan buku favorit gue. Kenapa? Lebih ke cara penulisan. Buku ini dimulai dengan tempo yang sangat lambat, sehingga kalau dibandingkan dengan ending Catching Fire yang sangat cliffhanger dan bikin pengen gigitin meja, terasa antiklimaks. Juga ada beberapa deskripsi saat peperangan yang terasa begitu cepat dan sambil lalu sehingga efeknya tidak terasa membekas. Hal ini membuat beberapa kematian karakter jadi kurang membekas.
Gue suka cara Collins menuliskan suasana perang dan efek perang. Nyaris sempurna. Tidak sekalipun kita dibuat nyaman dengan adegan-adegan perang. Seisi buku ini dipenuhi nuansa keputusasaan, bahkan Peeta yang identik dengan secercah harapan pun redup. Plot twist di akhir juga amat mengejutkan gue. Untuk sesaat, rasanya nggak mau lanjut baca.
Tapi setelah direnungi lagi, ini memang penggambaran perang yang terbaik. Apa sih yang friendly dari perang? Semuanya terluka, jatuh korban dari kedua pihak, dan bahkan di akhir cerita kalian akan mempertanyakan pihak mana yang benar? Siapa yang seharusnya kalian dukung? Ketika mereka yang sudah terlalu lama ditindas bangkit untuk memberontak dan luka yang mereka alami begitu dalam dan perih, keinginan untuk membalas dendam pun mendominasi dan moralitas dipertanyakan. Dibutuhkan satu tekad yang kuat untuk dapat menghentikan lingkaran setan ini.
Overall, Mockingjay...
Click here to read the review in English.
Comments