top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

Pride and Prejudice


Judul: Pride and Prejudice Penulis: Jane Austen Penerbit: Harper Publikasi: April 2010

Tebal: 373 halaman


You must allow me to tell you how ardently I admire and love you.

-- Chapter 34


Bisa dibilang merupakan novel tersukses Jane Austen, Pride and Prejudice memiliki setting dan latar belakang yang cenderung mirip dengan Sense and Sensibility. Tema pernikahan, keluarga, dan kelas-kelas sosial di Inggris pada abad ke-19 begitu kental di dalamnya. Menurut Jon Spence, seorang peneliti Jane Austen yang diakui secara internasional, Pride and Prejudice terinspirasi dari kehidupan Jane Austen sendiri, hal yang dia tuangkan dalam bukunya, Becoming Jane Austen. Bahkan sampai saat ini, buku ini senantiasa masuk daftar Buku yang Wajib Dibaca Paling Tidak Sekali Seumur Hidup dimanapun.


Pride and Prejudice mengisahkan tentang keluarga Bennet. Mr dan Mrs Bennet memiliki lima orang anak gadis, yaitu Jane, Elizabeth, Mary, Kitty, dan Lydia. Mr Bennet cenderung cuek dan lebih memilih untuk sibuk dengan buku-bukunya; Mrs Bennet adalah tipe ibu yang sangat fokus dan kekeuh dalam menikahkan anaknya dengan seorang yang memiliki status sosial yang layak; Jane adalah anak tertua dan sangat lembut; Elizabeth sangat mirip ayahnya, dimana ia juga suka membaca dan tak segan menyuarakan pendapatnya; Mary cenderung asyik sama dunianya sendiri; Kitty dan Lydia ibaratkan saudara kembar yang tak terpisahkan.


Suatu hari, tersiar kabar bahwa seorang pemuda aristokrat bernama Mr Bingley pindah ke daerah perumahan mereka, Netherfield Park. Yang membuat Mrs Bennet kegirangan, keluarganya diundang dalam pesta merayakan kepindahan Mr Bingley. Di pesta itu, segera tampak bahwa Mr Bingley tertarik kepada Jane. Mereka berdua menghabiskan malam berdansa dan mengobrol bersama. Sementara itu, sahabat Mr Bingley, Mr Darcy, seorang aristokrat yang jauh lebih kaya daripadanya, tidak disukai oleh banyak orang di pesta itu karena sikapnya yang angkuh. Belum lagi ia dengan beraninya menyuarakan bahwa Lizzie "nggak menarik" dan "biasa ajatuh".


Harga diri Lizzie tentu nggak terima. Tapi dia bodo amat karena yaa emang nggak niat juga deket-deket Mr Darcy. Hingga Mr Bingley mendadak pindah ke London dan seorang bernama Mr Wickham muncul di kehidupannya, mengaku pernah menjadi korban arogansi Mr Darcy. Jane patah hati dan Lizzie makin dendam sama Mr Darcy.


Hanya saja... apakah arogansi Mr Darcy mengaburkan prasangka Lizzie? ;)


EGGLYSIS

Di mana gue bisa nemu Mr Darcy?



I mean, meeeeen! Kalo Jane Austen hidup di jaman sekarang, gue yakin dia termasuk penulis chicklit paling hits. Pride and Prejudice bukan hanya romance, ini juga observasi kritis terhadap peran perempuan di society Inggris pada abad ke-19. Dan mengingat perempuan pada umumnya terkungkung di rumah aja pada jaman itu, Austen termasuk ketje badayy karena berhasil menjadi penulis perempuan di tengah era yang masih super masokistik.


Di tangan penulis biasa, Lizzie dan Darcy bakal terkesan klise. Pasaran. Bahkan mungkin cheesy. Tapi pena Austen merangkai kisah pasangan OTP yang legendaris ratusan tahun setelah buku ini rilis.


Emang Austen paling jago nulis genre romance yang nggak bikin gue geli.


Overall, Pride and Prejudice...




Click here to read the review in English.



2 views0 comments

Comments


bottom of page