top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The Canterbury Tales


Judul: The Canterbury Tales Penulis: Geoffrey Chaucer Penerbit: Penguin Books Publikasi: Januari 2003 Tebal: 583 halaman


People can die of mere imagination.

Dari kecil, gue tuh paling nggak bisa lihat buku nganggur. Berhubung seminggu nggak bisa dilalui tanpa baca, buku apa aja yang bertebaran di rumah pasti udah gue lahap. Rekor terlama gue nyelesaiin buku tuh dua minggu, itupun karena yang dibaca Anna Karenina dan karakter protagonisnya bikin gue marah-marah melulu, jadi gue kudu rehat sesekali biar nggak darah tinggi.


Sekitar seminggu yang lalu, rekor itu berhasil dipecahkan. Oleh The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer. Dan berapa lama waktu yang gue butuhkan untuk nyelesaiin buku ini? 5 bulan.


FIVE. FRIKKIN. MONTHS.


Alasannya? Well, kalian harus baca buku ini untuk ngerti. No, wait. Gue bakal kutip sebagian kecil buku ini sebagai penjelasan.

Whan that Aprill with his shoures soote The droghte of March hath perced to the roote, And bathed every veyne in swich licour Of which vertu engendred is the flour; Whan Zephirus eek with his sweete breeth Inspired hath in every holt and heeth The tendre croppes, and the yonge sonne Hath in the Ram his halve cours yronne, And smale fowles maken melodye, That slepen al the nyght with open ye (So priketh hem nature in hir corages), Thanne longen folk to goon on pilgrimages.

-General Prologue, The Canterbury Tales, Geoffrey Chaucer


Udah ngerti? Oke. Kalo gitu kita maju ke sinopsis. :)


The Canterbury Tales sebenernya lebih bisa dibilang antologi. Antologi versi abad ke-15. Dikisahkan, Chaucer sedang berada dalam perjalanan (pilgrimage) dari Southwark menuju tempat kudus Saint Thomas Becket yang terletak di Katedral Cantebury. Ia tidak sendiri; ada beberapa orang (sekitar 20?) bersamanya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang: ada ksatria, biarawan, koki, dokter, pedagang, dll. Berhubung perjalanan mereka lumayan jauh, Host mereka meminta agar masing-masing menceritakan satu kisah. Jadilah total ada 20 kisah di dalam buku ini dari berbagai legenda, sejarah, dan pengalaman hidup.


EGGLYSIS

Kalo dirunut ke belakang, yang bikin gue penasaran baca The Canterbury Tales adalah sebuah film jadul (kalo buat gue sih nggak jadul........) yang berjudul A Knight's Tale. Yang main Heath Ledger, Rufus Sewell, dan diadaptasi secara bebas dari salah satu kisah di buku ini. Buat yang penasaran, monggo dicek trailer-nya di sini.


Di film itu, ada karakternya Chaucer. Ceritanya, Chaucer tuh hobi main judi, sampai akhirnya dia kena batunya dan semua miliknya diambil sama dua orang yang mengaku sebagai Pardoner dan Summoner (jaman dulu, mereka semacam ofisial gereja Katolik Roma). Literally. Bahkan sampai semua yang nempel di badan. Dan ada satu bagian di mana Chaucer mengancam dua orang ini:


I will eviscerate you in fiction. Every pimple, every character flaw. I was naked for a day; you will be naked for eternity. -Geoffrey Chaucer, A Knight's Tale, The Golden Rule of Writing :P

Konon, dua karakter di dalam buku ini, Pardoner dan Summoner, terinspirasi dari dua orang ofisial gereja Katolik yang korup ini. Dan ceritanya emang nggak mengecewakan. Satir, kritis, ironis, dan kocak.


Ada beberapa cerita yang sangat serius dan pake mikir banget, tapi ada banyak juga yang outright hilarious, walau tetep punya nilai tersendiri. Yang jadi tantangan emang bahasanya. Kalo menurut kalian Victorian English itu susah, coba deh Middle English. Copy yang gue punya udah pake versi Middle English dipermudah (soalnya ada translation ke bahasa yang lebih mudah), tapi tetep aja lumayan keliyengan bacanya. Begitu hambatan bahasa terlewati, kalian akan menikmati banget kisah-kisah di dalam buku ini.


Overall, The Canterbury Tales...



Click here to read the review in English.



1 view0 comments

ความคิดเห็น


bottom of page