top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The Casual Vacancy


Judul: The Casual Vacancy Penulis: J. K. Rowling Penerbit: Little, Brown and Company Publikasi: 27 September 2012 Tebal: 505 halaman


He dreamed of London and of a life that mattered.

The Casual Vacancy merupakan debut penulisan J. K. Rowling setelah kelar dengan Harry Potter. Kalau Harry Potter memiliki genre epic fantasy, children's, dan young adult, The Casual Vacancy bergenre adult contemporary yang berbau politik. Yep, adult which means buku ini ditujukan untuk audiens dewasa, bukannya anak-anak. Jadi mereka yang berusia di bawah delapan belas tahun dan menyangkan kalau Rowling menulis buku bergenre YA lainnya, kalian bisa skip buku yang satu ini karena bukan untuk konsumsi kalian. Konten buku ini cukup dewasa dan isu yang di-tackle Rowling sebenarnya masih keprihatinan yang sama yang ia utarakan dalam Harry Potter.


Kisah kita dimulai dengan kematian Barry Fairbrother, seorang anggota majelis lokal kota Pagford, akibat aneurism. Bersama dengan kematiannya, kita diajak untuk menyelami kondisi kota kecil Pagford yang awalnya tampak seperti kota di Inggris pada umumnya. Namun di balik eksterior yang tenang itu, kota ini sebenarnya dipenuhi oleh berbagai isu sosial. Salah satu bagian dari kota itu, yang biasa disebut The Fields, telah menjadi sumber perdebatan selama ini. Warga The Fields umumnya adalah mereka yang miskin, terlantar, dan terlibat dalam berbagai kasus kriminal, termasuk di antaranya narkoba. Warga kota Pagford, khususnya kaum elit, merasa bahwa The Fields tidak layak bergabung dengan kota mereka, bahwa The Fields hanya akan memberi pengaruh buruk bagi anak-anak mereka dan mencoreng nama baik kota mereka. Barry Fairbrother merupakan anggota majelis yang mendukung The Fields tetap menjadi bagian Pagford. Seorang pria berkharisma, ia sanggup menarik dukungan bukan hanya warga Pagford, melainkan juga warga The Fields sendiri. Kematiannya meninggalkan satu kursi kosong di majelis lokal Pagford, kursi yang menjadi perebutan semua yang memiliki konflik kepentingan di dalam kota itu. Akankah cita-cita Barry dapat bertahan di tengah ketamakan dan keegoisan manusia?


EGGLYSIS

Walaupun nggak sebrilian Harry Potter dan awalnya sempat bikin gue bingung dengan saking banyaknya tokoh-tokoh yang diperkenalkan dan sudut pandang yang berganti-ganti dengan cepatnya, The Casual Vacancy sanggup menyampaikan pesan yang ingin disampaikannya. Serahkan kepada Jo kalau sudah menyangkut isu sosial. Ia sanggup mengolah karakter-karakter yang hanya manusia biasa ini (bukan penyihir :P ) dan membuat konflik batin mereka menjadi daya tarik buat kita. Akan tetapi, buku ini terasa kurang membekas di hati.


Overall, The Casual Vacancy...



Click here to read the review in English.



0 views0 comments

Komentarze


bottom of page