top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The First Phone Call from Heaven


Judul: The First Phone Call from Heaven Penulis: Mitch Albom Penerbit: HarperCollins Publikasi: 12 November 2013


'Did I lose you?' 'Never.'

“Apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu menerima telepon dari Surga?” – kira-kira itulah premi buku ini. The First Phone Call from Heaven dirilis menjelang akhir tahun 2013 lalu dan gue berhasil membacanya tidak lama setelah buku ini diterbitkan.



Anyway, kali ini Mitch Albom kembali ke dunia fiksi. Dan di dunianya, beberapa warga di sebuah kota kecil fiksional di Lake Michigan menerima panggilan telepon dari Surga yang menggemparkan dunia. Apakah itu semua nyata? Apakah hanya hoax? Jika nyata, mengapa hanya kota kecil ini yang dipilih Surga? Jika hoax, siapa yang tega membohongi orang-orang ini dan apa yang menjadi motifnya? Sully Harding, seorang pria yang baru saja kehilangan istrinya dalam kecelakaan maut yang menyebabkan dirinya dijebloskan ke dalam penjara, bertekad untuk mencari tahu.


EGGLYSIS

Kaget sinopsisnya sesingkat itu? Jangan kaget. Karena gue menghabiskan hampir dua puluh menit bengong di depan layar komputer berusaha mengembangkan sinopsis kisah ini, namun apa daya cuma sanggup segitu. Jadi begini masalahnya: gue cinta banget sama karya-karya Mitch Albom. Terutama gue paling suka kalau dia udah menulis kisah fiksi inspirational karena, seperti yang berkali-kali gue tekankan, tulisannya itu gold. The Five People You Meet in Heaven dan The Time Keeper adalah favorit gue karena di balik semua kesederhanaan plot dan cerita, Albom sanggup menyentuh hati gue dan memaksa gue untuk merenungkan semua pesan yang ia sampaikan melalui kisahnya.


Hal yang sama nggak terjadi saat gue membaca The First Phone Call from Heaven.


Jangan salah, gue suka banget sama karakter Sully. Semua internal struggle dan masa lalunya yang kelam dan getir dijelaskan Albom dengan kepiawaian yang sama seperti dua novel favorit gue itu. Tapi, jujur, gue kurang peduli sama tokoh-tokoh POV lain yang lumayan banyak di novel ini. Saking nggak pedulinya, gue bukan hanya nggak inget nama mereka, melainkan juga arc mereka dalam kisah ini. Untungnya di bagian akhir kita diajak kembali ke sudut pandang Sully dimana kisah ini ditutup dengan manis namun getir.


Overall, The First Phone Call from Heaven...



Click here to read the review in English.



0 views0 comments

Comentários


bottom of page