top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The Magician's Nephew (The Chronicles of Narnia, #6)


Judul: The Magician's Nephew (The Chronicles of Narnia, #6) Penulis: C. S. Lewis Penerbit: The Bodley Head Publikasi: 2 Mei 1955 Tebal: 183 halaman


What you see and what you hear depends a great deal on where you are standing. It also depends on what sort of person you are.

Berdasarkan urutan publikasi, The Magician's Nephew merupakan buku keenam dari seri The Chronicles of Narnia. Akan tetapi, kalau berdasarkan waktu, buku ini berada di urutan pertama. Bagaimana urutan kalian membacanya sebenarnya nggak masalah, tapi secara pribadi gue lebih suka baca sesuai urutan publikasi karena kita bisa mengikuti pola pikir sang penulis.


Anyway, The Magician's Nephew adalah kisah penciptaan. Macam kitab Kejadian di Alkitab, macam The Silmarillion karya J. R. R. Tolkien. Dan kali ini kita disuguhkan kisah penciptaan Narnia.


Ada yang masih ingat Professor Kirke dari buku The Lion, The Witch, and the Wardrobe? Dia adalah tokoh utama kita di buku ini. Digory Kirke dan Polly Plummer adalah dua anak kecil yang bertetangga dan bersahabat. Digory tinggal bersama bibinya yang merawat ibunya yang sedang sakit keras. Ayahnya ditugaskan ke India dan ia sangat kesepian.


Pada suatu sore, saat sedang bermain bersama Polly, keduanya membicarakan tentang sebuah rumah tak berpenghuni yang berada tidak jauh dari rumah mereka. Banyak gosip yang beredar mengenai rumah tersebut, dan keduanya setuju untuk menginspeksi rumah tersebut. Polly mengajak Digory ke lorong rahasia yang ia temukan di dalam rumahnya. Keduanya menyusuri lorong tersebut selama beberapa saat sambil menghitung jarak agar tiba di rumah kosong tersebut. Ketika keduanya setuju bahwa mereka sudah berada di dalam rumah tersebut, mereka membuka pintu. Sayangnya, keduanya tidaklah jago berhitung. Alih-alih berada di rumah kosong, mereka justru memasuki kamar Paman Andrew, paman Digory yang aneh, suka bereksperimen, dan tidak pernah diizinkan berada dekat Digory oleh bibinya.


Melihat kehadiran kedua anak itu di dalam kamarnya, Paman Andrew kegirangan. Rupanya, eksperimen yang selama ini dilakukannya berhubungan dengan sihir. Ia menemukan dua jenis cincin yang dapat membawa mereka keluar/masuk dunia lain. Ia berhasil mengelabui Polly agar menyentuh cincin kuning yang membawanya keluar dari dunia ini. Kemudian, ia mengancam Digory untuk menyentuh cincin kuning lainnya dan menyusul Polly -- kalau tidak, anak itu tidak akan pernah kembali. Untuk kembali, mereka harus mengenakan cincin hijau. Namun, di sinilah letak kesalahan Paman Andrew, karena sesungguhnya cincin kuning itu bukanlah membawa mereka ke dunia lain, melainkan ke sebuah hutan ('Wood between the Worlds') yang dipenuhi genangan air. Genangan-genangan air itulah tempat berbagai macam dunia berada. Digory dan Polly memutuskan untuk menyusuri dunia-dunia itu satu per satu, tak paham bahwa kunjungan mereka ke dunia yang hampiri punah akan mengancam keberadaan dunia yang baru saja akan diciptakan lainnya.


EGGLYSIS

Di luar kehebatan imajinasi Lewis saat menggambarkan penciptaan Narnia dan konflik yang mengawalinya, buku ini nggak terlalu stand out dibanding dua buku Narnia yang gue kasih predikat tertinggi. Karakterisasinya nggak terlalu menonjol kayak The Silver Chair dan suasana magisnya masih kalah dibandingkan sama The Lion, the Witch, and the Wardrobe.


Yang gue suka adalah humor yang sangat kental di kisah ini. Entah mengapa, Lewis berhasil bikin gue ketawa alih-alih cuma mendengus lucu di buku ini. Ada satu bagian di pertengahan buku ketika Digory dan Polly kembali ke London yang sangat comical alih-alih mengerikan. Karakter Paman Andrew termasuk tipe villain 2D yang outright villainous dan jadi cenderung kocak. Bahkan di akhir cerita, dia masih sukses bikin gue ketawa.


Overall, The Magician's Nephew...



Click here to read the review in English.



1 view0 comments

Comments


bottom of page