top of page

The Man in the Brown Suit

Writer's picture: Delvirah SabatiniDelvirah Sabatini

Judul: The Man in the Brown Suit Penulis: Agatha Christie Penerbit: The Bodley Head Publikasi: 22 Agustus 1924 Tebal: 381 halaman


It is really a hard life. Men will not be nice to you if you are not good-looking, and women will not be nice to you if you are.

Dark, brooding, and mysterious guys are such a catch, eh?


Bayangin, deh, ada berapa banyak buku yang mengisahkan tentang cewek yang dibuat penasaran sama seorang cowok yang misterius. Realitasnya sih, cowok yang begitu tuh nggak seindah di buku. Dan walaupun biasanya gue pun kesengsem sama yang tipe begitu, pengalaman baca buku dengan karakter utama cowok yang begitu bentukannya kini sukses bikin gue ilfil. *coughs* Heathcliff *coughs*


Jadi ketika Agatha Christie memperkenalkan cowok yang bentukannya begitu di buku ini, gue agak males bawaannya. Hmm, oke. Allow me to elaborate the story.


Karakter utama kita adalah seorang cewek bernama Anne Beddingfield. Bokapnya Anne, yang adalah profesor geologi atau dinosaurus gitulah, baru saja meninggal hingga si Anne ini hidup sebatang kara. Tapi jangan sangka dia cewek helpless. Sumpah, Anne ini termasuk karakter cewek spunky yang nekatnya nggak ada ampun. Saking nekatnya, kadang jadi kayak nggak pake mikir.


Nah, suatu hari pas lagi naik kereta, si Anne menyaksikan kecelakaan yang cukup janggal. Jadi gini. Di depannya berdirilah seorang cowok dengan badan mungil dan penampilan yang biasa-biasa aja a.k.a. nggak mencolok. Eh, si cowok ini tiba-tiba ngelirik ke arah Anne, trus kayak kaget siyok lihat setan gitu, dan doi panik. Dikuasai kepanikan, doi berjalan mundur dengan sendirinya sampai eh, tahu-tahunya kegeleser keluar kereta yang lagi jalan dalam kecepatan tinggi gitu. Singkat cerita, si cowok ini meninggal dengan penyebab yang cukup konyol. Seseorang yang mengaku dokter muncul untuk memastikan kematian si cowok, lalu bergegas cabut setelah polisi dikabarkan datang. Penasaran, Anne mengikuti langkah si dokter ini. Eh, ternyata dia justru menemukan selembar kertas yang dijatuhkan oleh si dokter. Kertas itu berbau kamper -- bau sama yang menguar dari pakaian si cowok yang mati jatuh dari kereta.


Mencium misteri, Anne kegirangan. Doi segera bikin penyelidikan sendiri. Petunjuk-petunjuk yang didapat mengarahkannya ke perumahan real estate yang dimiliki oleh seorang Sir Eustace Pedler. Rupanya, pada hari yang sama terjadi pembunuhan di rumah itu. Seorang wanita ditemukan tewas dicekik. Pelakunya diduga seorang lelaki dengan jas berwarna cokelat yang keluar dari rumah itu tak lama setelah si wanita memasukinya.


Apa betul si lelaki berjas cokelat ini yang membunuh wanita itu? Dan apa motif di balik pembunuhan wanita itu? Semuanya membawa Anne menaiki kapal pesiar dari London menuju Johannesburg demi mengungkap misteri ini.


EGGLYSIS

Novel ini lebih mirip ke Tommy and Tuppence daripada buku-bukunya Poirot. Lebih mengarah ke petualangan yang thrilling dan menegangkan daripada buku detektif. Dan lagi-lagi gue nggak bisa nebak siapa baddie-nya. *sobs*


Yang bikin buku ini beda adalah formatnya. Di satu sisi, kita disuguhi POV orang pertama dari Anne Beddingfield yang tipe penulisannya mirip sama buku-buku Poirot. Akan tetapi, di sisi lain juga diselipkan catatan-catatan dari buku harian karakter lain di buku ini, yaitu Sir Eustace Pedler. Awalnya gue pikir Agatha cuma mau lucu-lucuan aja. Eh tapi ternyata ada tujuannya loh. Tanpa nge-spoil apapun, let's say bahwa Agatha sangat memanfaatkan unreliable narrator di buku ini.


Hal yang agak bikin gue males di buku ini adalah romance-nya. Karakter si cowok mengingatkan gue pada Heathcliff, dan Anne Beddingfield -- terlepas dari sepintar apapun Agatha menggambarkannya -- termasuk kategori sweet summer child juga. Walaupun chemistry-nya dapet, semuanya terjadi terlalu cepat. Buntutnya, jadi nggak realistis. Dan menurut gue, tipe romance kayak gini nggak mungkin terjadi semulus ini di kehidupan nyata.


But, oh well. I'm a bitter old maid. :P


Overall, The Man in the Brown Suit...



Click here to read the review in English.



2 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

Thanks for subscribing!

© 2020 by Egg & Co. Proudly created with Wix.com

bottom of page