Judul: The Murder on the Links (Hercule Poirot, #2) Penulis: Agatha Christie Penerbit: The Bodley Head Publikasi: Mei 1923 Tebal: 320 halaman
For whom will a woman lie? Sometimes for herself. Usually for the man she loves. Always for her children.
-- Chapter 19: I Use My Grey Cells
Yees, yet another Agatha Christie again. Told you I was catching up. Review yang habis ini juga masih novelnya Agatha Christie, walaupun yang standalone, bukan Poirot lagi. But heey, Papa Poirot's good.
Kisah dibuka dengan surat misterius yang diterima Poirot dari seorang bernama Paul Renauld yang tinggal di Prancis. Isinya sih intinya, "Bro, dateng sinih buruan. Ane takut mati, broh."
Nah, berbekal surat bernada gaswat itu, Poirot dan Hastings segera terbang ke Prancis untuk memenuhi panggilan. Sayang oh beribu sayang, ketika mereka tiba di rumah si pemohon -- yang juga adalah pengusaha kaya raya, btw -- pagi itu, ia sudah mati ditikam dari belakang di lapangan golf miliknya sendiri.
Berdasarkan kesaksian istrinya si Monsieur Renauld, semalam mereka diserang oleh dua bandit bertopeng. Sementara si istri diikat dan disekap di kamar tidur mereka, Renauld digiring keluar. Jalan masuk satu-satunya adalah melalui pintu depan yang dibiarkan terbuka. Ketika dibawa untuk mengidentifikasi mayat suaminya, Madame Renauld jatuh pingsan.
Kasus ini terlihat seperti pembunuhan biasa, bukan? Kecuali bahwa Poirot pernah mendengar kasus penyekapan yang sama yang terjadi sekitar 20 tahun lalu. Istri dari milyunder Beroldy berselingkuh dengan pria bernama Georges Conneau. Ketika Monsieur Beroldy dibunuh, istrinya juga mengaku disekap oleh dua bandit bertopeng di kamar mereka. Kecurigaan mengarah pada Madame Beroldy yang masih muda dan Georges, akan tetapi Georges berhasil melarikan diri dan Madame Beroldy berhasil meyakinkan para juri dengan airmatanya bahwa ia sama sekali tak terlibat dalam pembunuhan suaminya. Kedua orang itu lalu menghilang -- Madame Beroldy dengan putrinya yang masih kecil.
Kenapa tiba-tiba Poirot keinget sama kasus ini? Karena seorang tetangga Renauld adalah wanita bernama Madame Daubreuil yang tinggal dengan putri remajanya, Marthe. Madame Daubreuil memiliki paras yang sangat mirip dengan Beroldy. Dan memori Poirot nggak usah diragukan lah yaa.
Pertanyaan-pertanyaannya belum berhenti sampai di situ. Di manakah Jack Renauld, anak dari Paul, berada saat kematian ayahnya? Siapakah wanita berjuluk Cinderella yang memiliki ketertarikan khusus pada kasus ini sebenarnya? Dan yang terpenting... siapakah sosok mayat kedua yang muncul dalam balutan pakaian yang mirip dan posisi yang sama?
MY TWO CENTS
Kali ini gue sedih. Karena nggak bisa nebak siapa baddie-nya.
Kalo kalian pikir buku Poirot pertama itu red herring-nya berlapis, kasus ini lebih gihlak. Lapisannya atas bawah, dude. Kalah-kalah kue lapis. *plakk*
Dari segi intrikasi plot, nggak usah ditanyalah, ya. Agatha Christie udah jagonya emang. Cuma yang agak bikin gue puter bola mata (baca: rolls eyes :P ) adalah terlalu banyak kebetulan. Ada kasus aneh dengan saksi yang mencurigakan? Kebetulan Poirot pernah menghadapi kasus dengan pola yang sama! Ada orang lain yang nggak seharusnya ada di lokasi kejadian? Kebetulan ada orang lain juga yang melihatnya! Kebetulan Hastings sempat bertemu dengan si Cinderella di kereta! Kebetulan Madame Daubreuil pindahnya persis di desa yang tetanggaan sama rumahnya Paul Renauld! Kebetulan, kebetulan!
Too convenient, dude. Dan si Hastings tuh begok banget, ya? Apa emang disengaja?
Overall, The Murder on the Links...
Click here to read the review in English.
Comments