top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The Night Circus


Judul: The Night Circus Penulis: Erin Morgernstern Penerbit: Doubleday Publikasi: 13 September 2011 Tebal: 387 halaman


Secrets have power, and that power diminishes when they are shared, so they are best kept and kept well. Sharing secrets, real secrets, important ones, with even one other person, will change them. Writing them down is worse, because who can tell how many eyes might see them inscribed on paper, no matter how careful you might be with it. So it's really best to keep your secrets when you have them, for their own good, as well as yours.

-- The Wizard in the Tree: Barcelona, November 1894

Pertama kali gue denger (atau lihat) soal The Night Circus karya Erin Morgenstern ini adalah di Goodreads. Salah satu sahabat gue suka banget sama buku ini dan kasih review serta rating yang berkilauan. Karena penasaran, berkunjunglah gue ke halaman Goodreads-nya. Sinopsisnya menarik dan intriguing, rating-nya juga okeh bangets. New York Times Best Seller, bok! Jadilah tanpa ragu gue memasukkan buku ini ke daftar wajib baca.


The Night Circus berpusat pada dua tokoh utama yang bernama Celia Bowen dan Marco Alisdair. Keduanya merupakan murid dari dua magician terhebat di dunia. Celia adalah murid dari Hector Bowen, yang biasa dikenal dengan nama Prospero the Enchanter, yang juga adalah ayahnya. Sedangkan Marco adalah seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh Mr A. H-- atau yang biasa disebut dengan The Man in the Grey Suit. Sosoknya sangat misterius sampai nggak ada yang ngeh nama lengkap, atau paling nggak nama belakangnya, sama sekali.


Hector dan Mr A. H-- saling bersaing. Mereka memegang prinsip yang bertolak belakang. Hector yakin kalau, untuk menjadi the best magician, yang dibutuhkan adalah bakat alami. Sedangkan Mr A. H-- yakin kalau magic itu bisa diajarkan kepada anak yang pintar dan mau belajar. Keduanya bersepakat untuk mengadakan duel yang akan dijalani oleh anak-anak didik mereka. Arenanya? Sebuah sirkus yang disebut The Night Circus, atau Le Cirque de Reves.


Sirkus ini hanya buka pada malam sampai dini hari. Atraksi yang ditampilkan pun begitu memesona dan magis hingga sulit dibedakan mana yang nyata dan mana yang ilusi. Tugas Celia dan Marco adalah menunjukkan kebrilianan mereka yang berasal dari didikan mentor masing-masing. Mereka memodifikasi sirkus. Mereka bermain di belakang layar. Dan lebih dari itu, sihir mereka pun mempengaruhi tiap orang yang terlibat dalam sirkus.


Satu hal yang luput dari perhatian Hector dan Mr A. H-- -- fakta bahwa kebrilianan mereka rupanya menarik mereka kepada satu sama lain hingga keduanya pun jatuh cinta.


Akan tetapi, duel harus tetap berlangsung karena, tanpa mereka sadari, bukan hanya nyawa mereka yang menjadi taruhan, melainkan juga semua orang yang terlibat dalam sirkus.


EGGLYSIS

Pernah denger ungkapan, "Never trust a best seller book"?


Walaupun gue nggak sepenuhnya berprinsip begitu, dalam beberapa kejadian ungkapan itu ada betulnya. Termasuk salah satunya The Night Circus ini.


Kita mulai dari yang positif dulu, ya. Erin Morgenstern has a way with words. Dia bisa mengilustrasikan setting dengan begitu exquisite sampai pembaca seakan turut berada di dalam sirkus. Cara dia menjelaskan aroma, pemandangan, unsur magis yang begitu menempel di Le Cirque de Reves patut diacungi jempol. Similenya juga oke. Potensi dari cerita ini juga sesungguhnya besar. Sayangnya, banyak yang terasa flat. Mungkin karena Erin terlalu asyik menjelaskan latar dan bermain-main dengan simile?


Keluhan pertama gue adalah karakternya. Erin memutuskan untuk mengambil sudut pandang orang ketiga yang unlimited, atau tak terbatas. Jadi kapan aja dia bisa lompat-lompat POV. Kita bisa tahu isi hati Marco dan Celia pada saat yang bersamaan. Kelemahannya adalah ini bikin pembaca jadi detached sama tiap karakter, yang berujung pada karakter yang jadi terkesan dangkal dan membosankan.

Romance-nya juga terasa agak dipaksakan. Kok ya tahu-tahu Marco dan Celia jatuh cinta itu awalnya gimana? Selama hampir setengah buku, Celia oblivious terhadap Marco dan Marco sangat berdedikasi pada duelnya dan sirkus. Mereka nggak pernah berinteraksi sama sekali. Eh, ketika Celia akhirnya tahu identitas Marco, di bab selanjutnya mereka udah crazy for each other. Kan bingung.


Belum lagi duelnya yang bahkan sampai sekarang gue pun nggak ngerti basisnya tuh apa. Oke, Hector dan Mr A. H-- mau membuktikan prinsip. Tapi kok kalo cuma mamer kebrilianan masing-masing, kayaknya nggak perlu sampai ada unsur mematikan dan pengorbanan gitu, deh. Dan kok ya jadi terkesan cetek duelnya.


Oh ya, dan ada subplot mengenai seorang anak laki-laki bernama Bailey yang bikin klimaksnya terasa seperti deus ex machina.


Overall, The Night Circus...



Click here to read the review in English.



0 views0 comments

Comments


bottom of page