top of page
Writer's pictureDelvirah Sabatini

The Notebook


Judul: The Notebook Penulis: Nicholas Sparks Penerbit: Warner Books Publikasi: 1 Oktober 1996 Tebal: 224 halaman


Maybe we've lived a thousand lives before this one and in each of them we've found each other... I know I've spent each life before this one searching for you. Not someone like you but you, for your soul and mine must always come together

Sama seperti A Walk to Remember, The Notebook pasti udah nggak asing lagi bagi kebanyakan kalian. Filmnya dirilis sekitar dua tahun setelah A Walk to Remember dan mendulang sukses yang sama, jika nggak lebih. Yang bikin kisah ini begitu timeless adalah kenyataan bahwa Sparks terinspirasi dari kisah nyata kakek dan nenek istrinya yang telah menikah selama lebih dari 60 tahun. Dan rasanya memang ada sesuatu dari kisah cinta yang begitu murni, yang berasal dari cinta pertama, yang akan selalu berhasil menarik perhatian kita.


Kisah kita dimulai dari seorang pria tua yang menarasikan buku ini kepada kita. Ia tinggal di sebuah panti jompo dan sedang mengunjungi salah seorang pasien disitu, seorang wanita yang menderita Alzheimer's. Wanita ini menyambut pria itu dengan baik, dan segera ia membacakan sebuah kisah dari buku catatannya kepada si wanita, tentang sepasang kekasih yang walaupun telah dipisahkan oleh jarak dan waktu namun pada akhirnya saling menemukan kembali.


Noah bertemu Allie saat mereka berdua masih remaja; Noah berumur 17 tahun, Allie 15 tahun. Waktu itu, keluarga Allie yang kaya raya mengunjungi desa tempat Noah tinggal selama masa liburan musim panas. Noah dan Allie jatuh cinta, namun hubungan mereka ditentang orangtua Allie. Setelah kembali ke kotanya, Allie senantiasa menantikan surat dari Noah yang tak kunjung datang -- tak sedikitpun menyadari bahwa ibunya sengaja menyimpan surat Noah agar tak pernah sampai ke tangan Allie. Patah hati, Allie pun memutuskan untuk move on.


Empat belas tahun kemudian, Allie bertunangan dengan seorang pengacara muda yang tampan dan kaya raya bernama Lon. Namun saat mereka sudah akan menikah, Allie melihat berita tentang Noah yang telah selesai merenovasi rumah yang dulu pernah ia janjikan akan jadi tempat tinggal mereka dan memutuskan untuk mengunjungi Noah. Mereka makan malam bersama dan menghabiskan waktu bersama... dan menyadari bahwa selama ini perasaan mereka nggak pernah berubah.


EGGLYSIS

Ibaratkan The Notebook adalah versi dewasanya A Walk to Remember -- dewasa dalam segi audiens, ya. Gue yakin kebanyakan dari kalian udah tahu cerita ini, jadi gue akan membahas hal yang sedikit berbau spoiler. Kalau kalian belum baca, well, you have been warned.


Menurut gue, kalau seorang penulis mau mengusung genre romance, ia harus kembali ke bentuk paling simpel. Nggak perlu merancang plot yang berkelok-kelok dan banyak puteran, nggak perlu berimajinasi terlalu tinggi, karena keindahan novel romance terletak pada kesederhanaannya. Noah dan Allie adalah kisah tentang cinta pertama yang nggak pernah luntur dimakan usia maupun jarak, bahkan penyakit. Inilah yang jadi poin utama dari The Notebook; inilah alasannya mengapa kisah ini nggak lekang waktu.


Overall, The Notebook...



Click here to read the review in English.



1 view0 comments

Comments


bottom of page