Judul: The Phantom of the Opera Penulis: Gaston Leroux Penerbit: Pierre Lafitte and Cie. Publikasi: 1911 Tebal: 206 halaman
If I am the phantom, it is because man's hatred has made me so. If I am to be saved it is because your love redeems me.
Sebelum mulai review buku yang diadaptasi jadi salah satu stage musical tersukses di dunia ini (buat gue, Les Mis tetep stage musical tersukses of all time. I'M A LES MIS GEEK DON'T JUDGE ME!!), yuks kita sama-sama dengerin title song-nya yang dinyanyikan by the beautifully talented Sierra Boggess and the amazingly super hot and talented Ramin Karimloo.
Walaupun dorongan untuk nge-fangirl over TPotP musical, gue akan berusaha sekuat tenaga buat fokus ke cerita novelnya yang sedikit berbeda dari musical-nya.
The Phantom of the Opera mengambil setting di Paris, Prancis, di tahun 1800-an akhir. Sebuah gedung opera di Paris dihantui oleh sosok Phantom (yang bisa diterjemahkan "hantu") yang senantiasa meneror para pemilik, artis, dan mereka yang bekerja di dalamnya. Kisah kita dimulai pada malam pementasan perdana Christine Daaé sebagai bintang utama karena bintang soprano Paris Opera House, Carlotta, sedang sakit. Christine, yang selama ini hanyalah background singer, didaulat menggantikan Carlotta karena pelatih vokalnya mengatakan ia selama ini mendapat latihan vokal secara khusus oleh Angel of Music. Pada saat yang bersamaan, Paris Opera house dibeli oleh seorang Philippe, Comte de Chagny, seorang bangsawan. Adiknya, Raoul, Vicomte de Chagny, ternyata adalah puppy love Christine saat mereka masih kecil. Ketika melihat penampilan Christine, Raoul segera berusaha untuk mendekatinya. Christine berkali-kali berusaha menghindar darinya -- ketika akhirnya Raoul berhasil mengajaknya berbicara, barulah ia tahu bahwa Angel of Music yang melatih Christine tidak menginginkannya dekat lagi dengan Raoul, kalau tidak ia akan berhenti melatih Christine.
Raoul tak bisa menahan kecurigaannya pada Angel of Music ini, terlebih setelah berkali-kali Christine menghilang tanpa jejak untuk kemudian muncul kembali dalam kondisi pucat dan ketakutan. Ditambah teror yang semakin menjadi-jadi di Opera House, Raoul bertekad untuk menguak identitas aslinya sebelum terlambat.. sebelum Christine direbut darinya dan tak akan pernah kembali.
EGGLYSIS
Musikal The Phantom of the Opera termasuk musikal favorit gue, mungkin malah kedua favorit setelah Les Mis. Sama seperti penggemar lainnya, menurut gue, Phantom adalah salah satu karakter paling sempurna yang pernah diciptakan penulis manapun: dia jenius, dia gila, dia punya masa lalu yang menyedihkan, dia nggak segan memanfaatkan segala cara untuk mencapai tujuannya dalam memajukan karir Christine -- termasuk membunuh. Tapi di balik semua ini, rasa cintanya yang amat besar buat Christine dan kelembutan yang mengejutkan bisa dia tunjukkan ke cewek itu.
Raoul dan Phantom merepresentasikan dua jenis cinta: nurturing love vs possessive love. Dan sebagai longtime fan musikalnya, gue cukup terkejut mendapati Raoul yang dikit-dikit nangis di sini. Untung inget yang mainin Raoul biasanya mamas ganteng HEHEHE. In the end, menurut gue, Christine membuat pilihan yang tepat. :)
Overall, The Phantom of the Opera...
Click here to read the review in English.
Kommentare