Judul: The Secret Adversary (Tommy and Tuppence #1) Penulis: Agatha Christie Penerbit: The Bodley Head Publikasi: Januari 1922 Tebal: 400 halaman
Great mistake to say too much. Remember that. Never tell all you know -- not even to the person you know best.
-- Chapter 15: Tuppence Receives a Proposal
Kalo kemarin mainannya sama Mbah Poirot, sekarang kita seru-seruan bareng the most adorable detective couple, ever!
Mereka adalah Tommy dan Tuppence. Di bagian introduction-nya, dijelaskan kalau Tommy dan Tuppence adalah sahabat sejak kecil yang bertemu kembali saat mereka berusia 20-an, di akhir Perang Dunia I, sama-sama kehilangan pekerjaan, dan lagi luntang-lantung nyari pekerjaan apa aja yang penting bisa menghasilkan duit.
Tommy dan Tuppence kemudian sepakat untuk membentuk semacam agen detektif yang diberi nama "The Young Adventurers, Ltd.". Eh, akibat ketimpa durian runtuh, baru aja bubaran dari "meeting" pertama, Tuppence tahu-tahu disamperin seorang bapak-bapak gembul yang mengaku namanya Whittington. Ia menawarkan Tuppence sebuah pekerjaan yang mengharuskannya untuk tidak menyertakan Tommy. Tuppence menolak. Ketika si bapak ini rada maksa dan nanya namanya siapa, tiba-tiba aja Tuppence terinspirasi untuk nggak ngasih tahu nama sebenarnya. Nama yang dia kasih adalah Jane Finn.
Mendengar nama itu, si Mr Whittington bereaksi. Doi jadi agresif. Si Tuppence kaget, dong. Untungnya otak cewek satu ini encer banget. Dengan okehnya, dia bisa meyakinkan si Mr Whittington ini bahwa ia memiliki informasi yang dicarinya. Buntut-buntutnya, si Tuppence berhasil nge-black mail Mr Whittington. Doi dapet duit lumayan dan appointment selanjutnya dengan si bapak itu.
Esoknya, Tuppence ngajak Tommy ketemuan dan nemenin dia ke kantornya Mr Whittington. Ternyata eh ternyata, kantor itu udah tutup. Si Whittington dan anak-anak buahnya udah pada cabut dari malam sebelumnya. Menghilang tanpa jejak. Rasa penasarannya tergelitik, Tuppence bertekad untuk menyelidik kasus ini lebih dalam lagi.
Hal pertama yang mereka, atau lebih tepatnya, The Young Adventurers, Ltd. lakukan adalah memasang iklan di koran. Gue lupa persisnya, tapi iklan itu meminta siapapun yang tahu mengenai Jane Finn untuk menghubungi mereka. Dua orang kemudian menjawab iklan di koran itu. Yang pertama adalah seorang bernama Mr Carter, sedangkan yang lain adalah seorang milyuner Amerika bernama Julius Hersheimmer.
Jadi, rupanya si Julius ini adalah sepupu jauhnya Jane Finn. Jane udah hilang bertahun-tahun dan Julius bertekad untuk menemukannya. Kalo Mr Carter? Di sini serunya. Dia adalah veteran perang dan pemimpin badan inteligensi Inggris yang dikenali Tommy dari masa ia turut dalam Perang Dunia I. Menurut Mr Carter, bertahun-tahun yang lalu, saat Perang Dunia I masih bergejolak, seorang agen inteligen Inggris diberi tugas mengantarkan surat perjanjian yang dapat memastikan kemenangan negara sekutu. Akan tetapi, kapal yang ditumpanginya terkena serangan torpedo dan tenggelam. Si agen termasuk dalam korban yang tewas.
Rumour has it, sesaat sebelum tenggelam, si agen berhasil menyelundupkan surat tersebut kepada seorang gadis Amerika bernama Jane Finn. Rupanya ia melihat peluang selamat dan keberhasilannya mengantarkan surat itu tipis. Jane, sebagai seorang wanita, tentunya termasuk kaum yang diutamakan untuk diselamatkan. Jane ditugaskan untuk mengantarkan surat itu ke Kedutaan Amerika Serikat begitu menjejakkan kaki di tanah Inggris. Dan di sini misterinya. Sejak saat itu, sosok Jane Finn ibarat lenyap ditelan bumi.
Di manakah Jane Finn berada? Dan apa sesungguhnya isi dari surat perjanjian tersebut? Inilah misteri yang harus dipecahkan oleh Tommy dan Tuppence. Pada saat yang bersamaan, mereka pun harus berhati-hati terhadap sosok Mr Brown -- sosok criminal mastermind yang pernah ada (at least pada saat itu). Yang membuat Mr Brown berbahaya adalah fakta bahwa tidak ada seorang pun yang tahu siapa ia sebenarnya, walaupun ialah yang mengontrol semua modus operandi tersebut.
Tidak ada seorang pun. Kecuali satu.
EGGLYSIS
OKEH JADI GUE MAU PAMER DONG YAH. I managed to identify the bad guy one-third into the story!
Gue berasa jenius banget, loh. Sumfeh. Walaupun berbagai review di Goodreads bilang kalau di buku ini emang kebanyakan orang berhasil melakukan hal yang sama dengan gue.
*PERIH* *LUPAKAN PARAGRAF DI ATAS* *YUK KITA SEKIP*
The Secret Adversary nuansanya beda banget dari buku-buku Agatha Christie pada umumnya. Atau at least yang pernah gue baca (which is baru dua... *sesenggukan*). Yang ini tuh rasanya kayak lagi baca novel Lima Sekawan. Atau Sapta Siaga. Yannolah, novel-novel detektif karya Enid Blyton gituh.
Gue sukak banget sama Tommy dan Tuppence. Dinamika antara keduanya tuh ngalir dan nggak berasa dipaksakan sama sekali. Tuppence tipe cewek yang meledak-ledak dan cenderung bertindak baru berpikir, sedangkan Tommy tuh kebalikannya banget. Dalam banyak hal, mereka saling melengkapi satu sama lain. SEE THIS IS WHY I SHIP THEM. <3
Misterinya juga oke. Walaupun berhasil nebak the baddie sejak awal, Agatha sempet bikin gue mempertanyakan ulang hipotesis gue dalam berbagai keadaan. Plot yang dijalin sama rapinya kayak karya-karyanya yang lain. Again, walaupun di novel ini plot twist-nya bisa gue tebak, tapi sama sekali nggak merusak kenyamanan saat membaca. Agatha tetep sukses bikin hidung gue nempel di tiap halamannya.
Overall, The Secret Adversary...
Click here to read the review in English.
Kommentare