Judul: War and Peace Penulis: Leo Tolstoy (diterjemahkan oleh Aylmer & Louise Maude) Penerbit: Wordsworth Classic Publikasi: 1922 Tebal: 994 halaman
All is vanity, all falsehood, except that infinite sky. There is nothing, nothing, but that. But even it does not exist, there is nothing but quiet and peace.
-- Volume One, Book Three, Chapter 16
Kalau ada satu buku yang merupakan Gunung Everest para pembaca, ialah War and Peace. Jangan tertipu dengan jumlah halaman yang tertera di atas, karena kalo aja ukuran font di terbitan ini nggak sekecil piyik dan spacing rapet-rapet, gue yakin ini buku tembus 1500-an halaman. Minimal.
Dulu gue beli buku ini karena penasaran sama TV show-nya yang keluaran BBC di tahun 2016. Critically acclaimed. Berhubung gue punya prinsip nggak bakal mau nonton apapun yang book adaptation sebelum baca bukunya, jadilah di musim panas 2017 gue sempetin pesen online di Amazon.
Buntutnya hingga di tahun bapa kita 2020 ini bukunya baru aja kelar.
War and Peace bergenrekan historical fiction yang mengambil setting di Rusia pada awal tahun 1800-an, tepatnya di era Napoleon Bonaparte melebarkan sayapnya untuk menguasai Eropa, termasuk Rusia. Banyak yang bilang bahwa sesuai judulnya, buku inipun terbagi atas dua bagian. Bagian mengenai peperangan, 'War', adalah bagian historical-nya. Dan Tolstoy dikatakan melakukan riset yang cukup mendalam hingga bagian ini akurasinya nggak kalah sama buku sejarah. Bagian mengenai intrik kaum aristokrat, 'Peace', adalah bagian fiksinya. Inilah yang akan gue bahas.
Secara general, ada 3 tokoh utama dari novel ini, yaitu Prince Andrei Bolkonsky, Count Pierre Bezukhov, dan Natasha Rostova. Izinkan gue untuk memperkenalkan mereka satu per satu.
Kita pertama kali diperkenalkan kepada Prince Andrei dan Pierre (waktu itu masih belum jadi Count). Di salah satu salon (istilah untuk kumpul-kumpul gosip kaum aristokrat Rusia) di rumah Anna Pavlova, Prince Andrei datang untuk menjemput istrinya yang sedang hamil. Di situ ia bertemu dengan Pierre, sahabat lamanya. Berbeda dengan Prince Andrei yang merupakan putra tertua dari salah satu orang penting di pemerintahan dan kini berhasil menjadi salah satu prajurit terpandang di Rusia, Pierre adalah anak luar nikah dari orang terkaya di seluruh Rusia. Kalo Prince Andrei digambarkan sebagai sosok yang sukses dan arogan, Pierre ini digambarkan clumsy dan nyeplosnya suka nggak tahu sikon. Ibaratkan yin yang, keduanya bagai cermin satu sama lain.
Natasha Rostova adalah putri bungsu dari keluarga Rostov, salah satu keluarga aristokrat terpandang di Moscow. Di awal cerita, Natasha masih berusia 13 tahun dan digambarkan sebagai gadis periang, suka bernyanyi... basically she brightens up the room. Abangnya, Nikolai Rostov, sedang bersiap untuk bergabung menjadi prajurit dalam perang melawan tentara Napoleon. Sebelum pergi, Nikolai berjanji untuk melamar sepupunya, Sonya, yang sudah tinggal bersama keluarga mereka sejak kecil.
Dalam Battle of Austerlitz yang terjadi pada tahun 1805, Nikolai termasuk dalam prajurit yang turut menyerang pasukan Napoleon, demikian juga Prince Andrei yang merupakan aide-de-camp (semacam tangan kanan lah ya) dari General Kutuzov, pimpinan pasukan Rusia. Pertarungan itu berakhir kekalahan bagi kubu Rusia, dengan Prince Andrei dinyatakan hilang dan Nikolai hampir mati di tengah ricuhnya pertarungan. Salah satu adegan yang bikin gue ngikik adalah waktu Nikolai ikut charging bersama teman-teman prajuritnya. Berhubung ini peperangan pertamanya, juga usianya yang baru 20 tahun, anak ini ketakutan ngelihat prajurit lawan yang kayaknya semangat banget pengen ngebunuh-bunuhin lawan. Salah satu thought process-nya kurang lebih gini, "Kok mereka pengen banget ngebunuh gue? Kan kan everybody loves meeeee."
Anyway, kita nyamperin Pierre dulu yak. Walaupun dia bastard son, untungnya bapaknya, a.k.a. the original Count Bezukhov (seterusnya bakal gue sebut dengan Bezukhov OG biar gampang), nggak pernah nikah dan emang hobi menebar benih ke mana-mana. Si Bezukhov OG ini ceritanya udah sekarat dan hampir mati. Tadinya dia nggak mau mewariskan hartanya ke Pierre, tapi berhubung doi dihasut sama seorang ibuk-ibuk yang pengen anaknya dapet jabatan keceh di keprajuritan, jadilah Pierre ini OKM. Orang Kaya Mendadak. Begitu bapaknya meninggal, cowok clumsy yang tadinya suka disepelein di kalangan aristokrat Rusia ini mendadak jadi most eligible bachelor #1. Sayangnya, Pierre belum terlalu pintar sodara-sodara. Termasuk dari keluarga yang buru-buru ngedeketin dia untuk hartanya adalah keluarga Kuragin, melalui putri bungsunya, Helene Kuragin. Dari narasi, jelas bahwa Pierre nggak yakin sama perasaannya ke Helene. Tapi berhubung bapaknya Helene ngebet banget supaya anaknya nikah sama Pierre, jadi deh berdua ini mantenan juga.
Kita mampir ke rumah keluarga Bolkonsky dulu yuk. Tinggal bersama ayahnya yang Ultimate Prick™ adalah adik dari Prince Andrei, Princess Marya Bolkonskaya. Digambarkan sebagai sosok yang penampilannya sangat nggak menarik dan super religius, Princess Marya belum kunjung menikah. Di rumah, ia ditindas oleh bapaknya yang katanya sih sebenernya sayang banget sama anaknya dan nggak siap kehilangan, tapi kelakuannya bikin gue nyumpahin biar cepet die ajah. Nyusahin soalnya kalo hidup. Hvt.
Sebelum berangkat ke medan perang, istri dari Prince Andrei, Lise (yang merupakan kakak dari Helene Kuragin, surprais surprais!), belum diberitahu akan kabar hilangnya suaminya. Ini disebabkan kondisinya yang hamil tua dan dikhawatirkan akan mempengaruhi kehamilannya. Sebenernya nggak guna juga sih karena buntutnya Lise meninggal juga saat melahirkan. Konyolnya, pas dia melahirkan, justru Prince Andrei pulang ke rumah. Ini Tolstoy maunya apadeh. *pundung*
Usai Battle of Austerlitz, Rusia dan Perancis (i.e. Napoleon) memutuskan untuk membuat Perjanjian Damai. Selama masa damai inilah karakter kita mengalami krisis hidup. Dihadapkan akan fakta bahwa peperangan tidaklah seindah yang digadang-gadang, Prince Andrei mempertanyakan apa sebenarnya arti kehidupan ini. Pertanyaan yang sama juga dikumandangkan oleh Pierre (kini Count Pierre Bezukhov), terlebih setelah Helene mengultimatum bahwa ia tidak akan mau mengandung anak dari Pierre dan pernikahannya telak divonis tidak bahagia. Bedanya, kalau pertanyaan ini justru membuat Prince Andrei jadi lebih sinis dan pesimistis akan hidup, Pierre justru semakin berapi-api dan aktif dalam mencari jawabannya.
Salah satunya adalah dengan bergabung dengan Freemason.
Udah dibilang Pierre nih lucu.
Jawaban seakan datang bagi Prince Andrei saat ia diharuskan mengunjungi rumah keluarga Rostov di St Petersburg dalam salah satu tugasnya. Di situ ia bertemu dengan Natasha. Walau awalnya tidak terlalu peduli, Natasha menarik perhatiannya saat ia tak sengaja mendengar celoteh tengah malamnya bersama Sonya. Ini semakin meningkat saat ia berdansa dengan Natasha di grand ball pertamanya sebagai debutante. Tertarik dengan Natasha yang charming, memancarkan kebahagiaan, so full of life, dan pokoknya menarique aja, Prince Andrei jadi rutin nyamperin rumah keluarga Rostov buat pedekate. Buntutnya udah bisa ditebak, mereka jatuh cinta dan Prince Andrei pun melamar Natasha.
Sialnya, bapaknya Prince Andrei nggak setuju. Berhubung Ultimate Prick™, ia mengultimatum anaknya baru boleh menikahi Natasha setelah setahun. Jadilah pertunangan mereka diperpanjang dan pernikahan ditunda, sementara Prince Andrei menjalani pengobatan di luar negeri. Emang dasar Ultimate Prick™ sih, anak bocah labil pecicilan gitu mana betah disuruh nunggu lama-lama.
Konflikpun makin meruncing. Di penghujung setahun penantian Natasha, keluarga Rostov memutuskan untuk tinggal di rumah mereka yang di Moscow sambil menunggu kepulangan Prince Andrei. Namun, berada di Moscow berarti menempatkan diri di tengah serigala-serigala aristokrasi yang berbahaya. Sanggupkah Natasha bertahan, apalagi setelah bertemu dengan Helene Kuragin yang berbahaya? Akankah Pierre mempertahankan pernikahannya yang sudah hancur dari dalam? Dan akankah kedamaian kembali ke T̶h̶e̶ ̶S̶h̶i̶r̶e̶ Rusia? :P
EGGLYSIS
War and Peace adalah karya terambisius Leo Tolstoy. Waktu pertama buka buku ini, gue sempet agak nyepelein karena liat, yaaah nggak nyampe 1000 halaman. Keciiil. Les Misérables aja yang 1200+ nggak nyampe seminggu kelar.
Realitanya, sodara-sodara, ini buku baru kelar sebulan kemudian.
Buku ini berat. Banget. Dari segi karakter yang lumayan banyak (tercatat ada 500+), beberapa bagian, terutama yang berhubungan dengan bagian sejarah peperangannya, cukup bikin kening mengernyit. Ini bukan berarti bagian ini nggak semenarik bagian drama aristokrasinya, tetapi ibaratkan hidangan makanan inilah menu beratnya.
Karakterisasinya juga renyah. Tokoh favorit gue jelas Prince Andrei (HE CAN HAVE MY HEART MY BODY MY SOUL), tapi Pierre juga bikin pembaca jatuh sayang. Sayangnya, karakterisasi perempuan Tolstoy menurut gue masih termasuk 2D: kalo nggak lemah cenderung goblog, ya bitch.
Natasha Rostova at some point mengingatkan gue akan Anna Karenina. Dia menyenangkan untuk dibaca, sampai di pertengahan novel ketika reaksi utama gue adalah pengen slap some sense into that thick head of hers karena sungguh anak ini spoiled little brat. Karakternya bertumbuh sepanjang novel ini, tapi seriously sampai detik ini pun gue tetep ngerasa kalo Natasha Rostova adalah Manic Pixie Dream Girl aristokrasi Rusia di abad ke-19. Selain dari fisiknya yang cantik, selalu bahagia, charming, bersuara bagus, dan basically quirky, gue nggak menemukan karakterisasi valid lainnya yang bisa mengubah penilaian gue ini.
Klimaks dari novel ini bikin gue patah hati, tapi konklusinya terbaik. Tapi kalo gue bisa kasih warning, epilognya nggak usah dibaca. Gini ya, waktu liat judul 'Epilogue', di otak gue tuh mikirnya closing beberapa halaman. Nyatanya ada hampir 100 halaman dong. Trus yang bikin makin siyok rupanya ada First Epilogue dan Second Epilogue. First Epilogue menyorot apa yang terjadi di tiap karakter kita post-invasi Perancis, Second Epilogue adalah essay Tolstoy mengenai betapa tidak netralnya sejarah itu, sebagian filosofinya bahkan mengenai kaum pekerja dan juga... berkebun.
Jangan tanya, bukan gue yang nulis.
Aanyway, overall War and Peace...
Comments